teks berjalan

" TERIMAKASIH ANDA SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA "

Selasa, 03 Maret 2009

3 Sahabat

Tiga sahabat, yang selalu mendampingi kita dalam hidup ini dan sering kita

beda-bedakan dalam kenyataan hidup ini.

Sahabat-sahabat yang dimaksud antara lain :

Sahabat Pertama yaitu sahabat yang sangat kita idam-idamkan, sangat kita
impikan, sangat kita jaga karena takut kehilangan, sangat kita sayang,
sering kita memuji keadaannya yang indah dan cantik. Bahkan karena sahabat
yang pertama ini kita sering lupa diri dan melupakan sahabat-sahabat yang
lainnya. Pada sahabat pertama ini kita sangat setia. (Siapakah dia?.?)

Sahabat Kedua yaitu sahabat tempat kita curhat segala isi hati, sahabat
kedua ini sering mendo?akan kita, mendambakan kita, mengharapkan kehadiran
kita, sangat menyayang kita dan sangat setia sampai kapan dan dimana pun,
sahabat kedua ini sering rela berkorban untuk kita dengan segala
kemampuannya. Kita sangat sayang kepada sahabat kedua ini, akan tetapi
kita juga sering melupakannya ketika kita sedang dekat dengan sahabat
pertama. (Siapakah dia?.?)

Sahabat Ketiga yaitu sahabat yang sebenarnya sangat kita kenal, tetapi
kita sering bersikap acuh tak acuh bahkan jelas-jelas sering kita
melupakannya dan menjauhinya. Kesetiaan, perhatian dan kedekatan kita pada
sahabat ini sangat kurang, padahal seandainya kita tahu sahabat ketiga
ini, tanpa diminta pun dia selalu setia akan mendampingi kita kemanapun
kita pergi dan bahkan mampu menyelamatkan kita disaat kita mengalami
kesusahan/kesesatan. (Siapakah dia??)


Suatu hari datanglah kerumah kita seorang tamu yang tak diundang
menjemput/mengajak kita pergi. Ajakan tamu itu kadang-kadang sering
menakutkan kita, padahal ajakannya itu adalah merupakan sebagian dari hak
yang harus kita dapatkan dan kita jalani dalam hidup ini.
Karena takut kehilangan dan takut jauh dengan ketiga sahabat di atas, kita
mencoba untuk mengajak mereka semua agar mau menemani kita ketika pergi
bersama dengan tamu itu. Namun?????

Sahabat Pertama, sahabat yang sangat kita sayang, bahkan sayangnya kita
kepada sahabat ini bisa mengalahkan sayangnya kita kepada sahabat-sahabat
yang lain (sahabat kedua dan ketiga). Saat kita akan pergi bersama tamu
tadi, sahabat ini tidak bisa ikut mengantarkan kita, dia hanya diam
membisu. Inikah balasan yang diberikan dari sahabat pertama kepada kita
yang sangat menyayanginya??. Sahabat ini tidak bisa kita ajak, tidak bisa
kita bawa, tidak bisa menemani kita dan kata terakhir
hanya?daaaghghh?selamat jalan?..


Sahabat Kedua, sahabat ini saat kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia
lebih baik dari sahabat yang pertama dan dia bisa mengantarkan kita namun
dia tidak bisa seterusnya pergi dengan kita karena sahabat kedua ini masih
punya tugas dan kewajiban yang lain dan dia hanya bisa menitikan air mata
dan mendo?akan kita ketika pergi dengan tamu itu, semoga kita bahagia
disana.

Sahabat Ketiga, sahabat yang pernah kita lupakan dan kita jauhi, tetapi
disaat kita ajak untuk ikut dengan tamu itu dia mau mendampingi kita
dengan setia tanpa pamrih. Sebenarnya sahabat ketiga ini tanpa kita minta
pun dia sudah siap untuk pergi dengan kita kemanapun. Oh?setelah tahu,
kita sangat menyesalinya kenapa kita menjauhi sahabat ketiga ini?dan
siapakah dia ini????


Para pembaca yang budiman inilah nama sebenarnya dari Tamu, dan ketiga
sahabat kita.

Tamu adalah Malaikat Izroil (pencabut nyawa)
Sahabat Pertama adalah Harta dunia
Sahabat Kedua adalah Keluarga
Sahabat Ketiga adalah Amal Ibadah

Pandai-pandailah kita bersikap kepada semua sahabat agar mereka selalu
bisa bersama kita sampai kapan pun. Sikap kita kepada :

Sahabat Pertama, manfaatkan di jalan Allah SWT sebagai amal jariah karena
harta dunia yang benar-benar milik kita adalah harta yang sudah kita
amalkan di jalan Allah SWT. Biar begelimang harta di dunia tetapi kurang
diamalkan harta itu, apalah artinya?.???. Ingat kebahagiaan dalam islam
adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat (ingat do?a sapu jagad).

Sahabat Kedua, ajarkanlah kepada sahabat kedua ini segala kebaikan agar
semuanya menjadi keluarga yang soleh penuh rahmat dan lindungan Allah SWT.

Sahabat Ketiga, banyak-banyaklah amal ibadah selama kita hidup didunia
untuk bekal kelak di akhirat.

Amal ibadah yang pahalanya terus mengalir ke alam kubur :
- Ilmu yang bermanfa?at
- Doa anak soleh
- Amal Jariyah

Semoga semua ini bisa menjadi renungan untuk meningkatkan amal ibadah kita.aamiin..


Islam Lengkap - Sempurna - Saling Menyempurnakan

Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan orang-orang beriman agar berIslam dengan masuk ke dalam ajaranNya secara totalitas. Bahkan perintah Allah subhaanahu wa ta’aala tersebut diiringi dengan keharusan menjauh dari langkah-langkah syetan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً

وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah ayat 208)

Dari sini kita dapat simpulkan bahwa di antara makna “janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan” ialah mengikuti bagian tertentu saja dari ajaran Islam. Sementara bagian lainnya mengikuti ajaran selain Islam. Sedangkan ”Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya” berarti masuk ke dalam ajaran Islam secara totalitas. Atau berarti ”melaksanakan segenap ajaran Allah subhaanahu wa ta’aala dalam seluruh aspek kehidupan.” Baik dalam urusan kecil maupun besar. Baik itu urusan lahir maupun batin. Baik itu dalam perkara duniawi maupun ukhrawi. Entah itu aspek ideologi, moral, sosial, seni-budaya, politik, ekonomi, pendidikan, hukum, pertahanan keamanan maupun militer. Baik itu urusan kehidupan pribadi maupun kemasyarakatan.

Pendek kata tidak ada satupun gerak-gerak seorang muslim kecuali ia kembalikan pengaturannya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai rabb, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai teladan maupun Islam sebagai dien (way of life). Inilah rahasia ucapan:

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا

“Aku ridha Allah sebagai Rabb, Nabi Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai Dien (jalan hidup)” (HR Muslim 2/329)

Seorang muslim tidak mungkin -misalnya- beribadah secara Islam, berideologi liberal, berakhlak sekuler, beraqidah pluralisme, berekonomi yahudi, berpolitik machiavelli. Bila seorang muslim tampil seperti itu berarti ia telah membiarkan dirinya mengalami ”split personality”. Kepribadian tidak utuh sebagai seorang muslim-mu’min. Dan inilah yang memang dikehendaki oleh musuh-musuh Allah ta’aala, yakni syetan. Mereka telah berhasil dalam menjadikan kebanyakan Bani Israil seperti itu.

أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ

”Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat.” (QS Al-Baqarah ayat 85)

Bani Israil merupakan kaum yang semula memperoleh banyak karunia dari Allah ta’aala namun mereka tidak pandai mensyukurinya. Sehingga mereka akhirnya dimurkai Allah ta’aala. Di antara keburukan mereka adalah mematuhi ajaran Allah ta’aala dalam hal yang mereke senangi saja. Namun dalam hal yang tidak disukai mereka mendurhakai Nabiyullah ’alaihimus salam yang menyuruh mereka. Mereka memilih-milih dan memilah-milah ajaran Allah ta’aala. Mereka tidak mau tunduk sepenuhnya kepada Allah ta’aala.

Pertarungan ideologi yang terjadi hingga dewasa ini ialah antara kalangan manusia yang cenderung ingin mentaati Allah ta’aala dan RasulNya tanpa reserve berhadapan dengan kalangan manusia yang dalam mentaati Allah ta’aala dan RasulNya bersikap seperti Bani Israil. Bilamana ajaran tersebut dirasa sesuai dengan seleranya, maka mereka mentaati. Namun bila dianggap tidak cocok, baik dengan selera maupun kemodernan zaman, maka mereka akan mengatakan bahwa Islam tidaklah seperti itu. Mereka melabelnya sebagai Islam yang menyimpang, radikal, ekstrim dan berlebihan. Para penganut sejati Islam mereka juluki sebagai fundamentalis bahkan teroris yang tidak sanggup menyesuaikan diri dengan kemodernan zaman dan masyarakat internasional.

Bilamana seseorang mengikuti sikap bani Israil, mengikuti Al-Kitab dengan sikap pilih-kasih, mengimani sebagian dan mengingkari sebagian lainnya, maka ia hendaknya bersiap-siap menghadapi konsekuensinya. Allah ta’aala menjanjikan dua akibat yang akan dideritanya:

(1) Kenistaan dalam kehidupan dunia serta

(2) Dikembalikan kepada siksa yang sangat berat pada hari kiamat

Sejujurnya, kenistaan atau kehinaan di dunia tampaknya sedang melanda ummat Islam di era penuh fitnah dewasa ini. Apakah kehinaan ini semata merupakan ujian kesabaran dari Allah ta’aala dalam menghadapi kezaliman kaum kuffar yang memang sedang diberi izin Allah ta’aala untuk mendapat giliran mendominasi dunia? Ataukah ini semua merupakan buah dari sikap ummat Islam yang mengikuti jejak Bani Israil? Jangan-jangan mereka mengimani sebagian Al-Qur’an dan mengingkari sebagian lainnya sehingga kehinaan merupakan konsekuensi yang dijanjikan Allah ta’aala pasti terjadi. Jika demikian adanya, alangkah mengerikannya nasib ummat Islam dewasa ini. Sudahlah mereka terhina di dunia akibat bersikap pilih-kasih terhadap ajaran Islam sambil berfaham liberal dan sekuler. Sedangkan di akhirat kelak siksa yang sangat berat menanti mereka. Na’udzubillahi min dzaalika.-