teks berjalan

" TERIMAKASIH ANDA SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA "

Jumat, 24 Desember 2010

AMPUNAN

"Semua anak Adam berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah mereka yang bertaubat." (HR Ad-Dailami)

Konon ada orang tua yang sudah putus asa terhadap pendidikan anaknya.Ia telah berusaha dengan sekuat daya membentengi anaknya dari serbuan budaya asing yang dekaden, tapi ternyata lingkungan lebih kuat magnetnya daripada petuah orang tua.

Suatu hari ia memanggil anaknya dan berkata, "Jika kamu melakukan satu kesalahan akan aku tandai
dinding itu dengan paku. Jika kamu melakukan kebaikan, paku itu aku cabut sesuai dengan kualitas
dan kuantitas kebaikan itu."

Beberapa hari berikutnya si anak melihat paku-paku telah memenuhi dinding rumah, karena banyaknya
kesalahan atau maksiat yang dilakukannya. Pelan-pelan kesadarannya tumbuh, sampai pada akhirnya ia bertaubat dan mengganti perbuatan jahatnya dengan kebaikan.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, sampai akhirnya paku-paku yang dulunya memenuhi dinding rumahnya telah bersih kembali. Ayahnya sangat senang melihat perkembangan itu. Akan tetapi si anak ternyata malah menangis. Dengan nada keheranan sang ayah bertanya apa sebabnya.

Ditanya demikian anak itu justru semakin mengeraskan tangisnya. Setelah mulai dapat menguasai emosinya, ia menjawab, "Memang betul paku-paku itu telah tercerabut dari dinding, tapi bekas-bekas paku itu tidak bisa dihapuskannya. Ia tetap menempel selamanya."

Dosa, maksiat, atau perbuatan jahat bisa saja terhapus bila seseorang telah bersungguh-sungguh bertaubat, minta ampunan Allah swt. Akan tetapi bekas-bekas kesalahannya tidak mudah dihilangkan
begitu saja. Ada atsar atau goresan yang tertinggal dalam hati.

Hati manusia itu seperti cermin. Setiap kali ia melakukan kesalahan dan dosa berarti ia telah mencoreng cerminnya dengan satu titik. Besar kecilnya titik itu tergantung dari seberapa besar dosa dan maksiat yang dilakukannya. Semakin banyak dosa berarti semakin penuh cerminnya dengan berbagai noda. Sebaliknya semakin sedikit ia melakukan dosa berarti semakin besar ruang bersih yang bisa dipakai
untuk mengaca.

Secara pribadi-pribadi, semua manusia memiliki cermin itu. Ada yang gelap karena terlalu banyaknya
dosa yang diperbuat. Ada yang remang-remang, ada yang seperti terkena bercak-bercak, dan ada yang
putih bersih, tergantung seberapa besar maksiat yang dilakukannya, dan seberapa kesungguhannya meminta ampun kepada Allah swt.

Ada berbagai macam noda yang menempel pada cermin hati manusia. Ada yang mudah dihapus, tapi tak
sedikit yang sulit dibersihkan. Apalagi bila dibiarkan berlarut-larut sampai berkarat. Untuk yang terakhir tentu akan sulit dihapus dan menimbulkan bekas yang menggurat.

Rasulullah pernah bersabda, "Apabila kamu melakukan dosa, maka lakukanlah taubat. Apabila dosa itu
dirahasiakan, maka taubatnya juga secara rahasia. Apabila dosa publik (terang-terangan dan menyangkut
orang banyak), maka taubatnya terang-terangan pula." (HR Ad-Dailami)

Tidak ada komentar: