teks berjalan

" TERIMAKASIH ANDA SUDAH BERKUNJUNG DI BLOG SAYA "

Jumat, 24 Desember 2010

Bagaimana orang bijak menyeru kepada Allah ???

Seorang Da'i terkadang amat berlebihan dalam menyeru manusia untuk meninggalkan dunia. Kebanyakan dunia dianggap barang yang kotor, jijik, banyak menghasilkan benih-benih kelalaian dan kemaksiatan, sehingga seorang pemula dalam belajar agama tentu akan berfikir beberapa kali untuk mengikuti seruan kita. Padahal jikalau kita dapat menyerunya dengan lebih bijak bisa jadi akan terbentuk pribadi kaya yang dapat menjadi penopang dakwah, sebagaimana Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan.

Ada pendapat menarik dari ibnu Qoyim tentang bagaimana Orang Bijak Menyeru kepada Allah. Ibnu Qayim seakan mencoba untuk menelusuri akar persoalan dari dilema bagaimana berhadapan dengan dunia.

Menurut beliau, seorang yang bijak tidak menyuruh manusia untuk meninggalkan dunia, karena mereka tidak dapat meninggalkan dunia. Maka meninggalkan dunia hukumnya sunah, sedangkan meninggalkan dosa hukumnya wajib. Bagaimana seseorang bisa diperintahkan untuk mengerjakan yang sunnah, sementara ia tidak mengerjakan yang wajib.

Jika mereka sulit meninggalkan dosa maka bersungguh-sungguhlah kamu untuk untuk menjadikan mereka mencintai Allah dengan mengingat tanda-tanda nikmat, kebaikan, sifat-sifat, kesempurnaan dan keagungannya, karena secara fithrah hati mencintai-Nya. Jika hati sudah mencintai-Nya maka mudah baginya untuk meninggalkan dan melepaskan diri dari dosa.

Yahya Ibnu Muadz berkata,'Orang pandai yang mencari dunia lebih baik dari orang bodoh yang meninggalkannya.'

Orang bijak akan menyeru manusia kepada Allah dari keduniaan mereka, sehingga mudah bagi mereka memenuhi panggilannya. Sedangkan seorang zahid menyeru manusia kepada Allah agar meninggalkan dunia sehingga sulit bagi mereka memenuhi panggilannya. Sangat sulit bagi seorang anak yang menetek susu ibunya untuk berhenti jika ia tidak mampu menahannya. Akan tetapi pilihlah ibu sususan yang pandai dan bijak; susu akan berpengaruh terhadap tabiat anak yang disusui, dan susuan wanita bodoh akan menyebabkan kebodohan pada anak.

Nah, mungkin nasehat Ibnu Qayim dapat kita jadikan perenungan, agar kita lebih berhati-hati dalam menyampaikan dakwah; jangan sampai dakwah yang kita sampaikan akhirnya malah membuat orang lari dari dakwah, akibat cara penyampaian yang kurang tepat.

Tidak ada komentar: